Bulan Zulhijah adalah salah satu bulan haram yang Allah muliakan dalam Al-Quran. Tahukah Anda bahwa sepuluh hari pertamanya memiliki keistimewaan yang bahkan melebihi jihad di jalan Allah? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ؟ قَالَ: وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini.” Yakni, 10 hari pertama dari bulan Zulhijah. Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya)?” Beliau bersabda, “Dan tidak juga berjihad di jalan Allah (lebih utama darinya), kecuali seseorang yang berjuang dengan dirinya dan hartanya, lalu ia tidak kembali dengan apa pun.” (HR. Bukhari no. 969 dan Abu Dawud no. 2438)
Allah Ta’ala bersumpah dengan sepuluh malam dalam Al-Quran,
وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar. Dan malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 1-2)
Menurut mayoritas ulama, ayat tersebut merujuk pada sepuluh hari pertama Zulhijah. Sumpah Allah Ta’ala terhadap sesuatu menunjukkan betapa agungnya waktu tersebut. Lalu, amalan apa saja yang bisa kita lakukan agar tidak melewatkan kesempatan emas ini?
Syekh Al-Utsaimin rahimahullah menegaskan bahwa keutamaan ini berlaku untuk semua amalan saleh, baik wajib maupun sunah [1]. Namun, ada amalan khusus yang pahalanya berlipat ganda jika dilakukan di waktu ini. Apa saja? Mari kita bahas satu per satu!
Mengapa sepuluh hari pertama Zulhijah begitu istimewa?
Saudaraku, ketahuilah bahwa Allah Ta’ala tidak bersumpah kecuali atas hal-hal yang agung. Berkaitan dengan makna ayat kedua dari surah Al-Fajr di atas, Ibnu Abbas, Mujahid, dan para ulama lainnya menjelaskan bahwa “malam yang sepuluh” ini adalah sepuluh hari pertama Zulhijah [2]. Maka, hal ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan hari-hari ini di sisi Allah.
Rasulullah ﷺ juga menegaskan dalam hadis sahih bahwa tidak ada hari yang lebih dicintai Allah untuk beramal saleh daripada sepuluh hari ini. Bahkan, amalan di hari-hari ini lebih utama daripada jihad, kecuali jihad syahid. Bayangkan, salat sunah, sedekah, atau puasa kita bisa lebih bernilai daripada berperang di jalan Allah!
Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah menyatakan bahwa siang hari di sepuluh pertama Zulhijah lebih utama daripada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Mengapa demikian? Karena di dalamnya terdapat hari Arafah (9 Zulhijah), hari Nahr (Iduladha), dan hari Tarwiyah (8 Zulhijah), hari-hari yang penuh dengan amalan istimewa.
Lalu, bagaimana dengan sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan yang memiliki Lailatul Qadar? Maka, tentu keutamaan Ramadan terletak pada malamnya, sedangkan Zulhijah unggul pada siang harinya. Ini adalah rahasia yang jarang diketahui oleh banyak orang!
Persiapan menyambut datangnya bulan Zulhijah
Sebelum memasuki bulan Zulhijah, menjadi penting bagi kita untuk melakukan taubat nasuha. Tobat bukan sekadar ucapan istigfar, tetapi juga meninggalkan maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi. Karena, meskipun kita telah melakukan berbagai amalan di bulan suci Ramadan, tidak menutup kemungkinan bahwa kekhilafan dan dosa masih kita lakukan setelahnya. Maka, bersegeralah bertobat dengan taubat nasuha. Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ اللهَ يَغَارُ، وَإِنَّ الْمُؤْمِنَ يَغَارُ، وَغَيْرَةُ اللهِ أَنْ يَأْتِيَ الْمُؤْمِنُ مَا حَرَّمَ عَلَيْهِ
“Sesungguhnya Allah itu cemburu dan orang beriman juga cemburu. Kecemburuan Allah terjadi jika seorang mukmin melakukan apa yang diharamkan Allah kepadanya.” (HR. Muslim no. 2761)
Tanpa tobat, amalan kita bisa tertolak!
Selain tobat, persiapan ilmu juga wajib. Banyak orang beramal di bulan Zulhijah tanpa tahu tata caranya, sehingga terjerumus dalam bid’ah. Misalnya, takbir bersama-sama secara serentak atau ritual tertentu yang tidak diajarkan oleh Nabi ﷺ.
Persiapan fisik dan finansial juga tidak kalah penting. Puasa Arafah, salat malam, dan kurban membutuhkan stamina yang baik. Sementara itu, bagi yang ingin berkurban, sunah untuk tidak memotong rambut dan kuku sejak tanggal 1 Zulhijah hingga hewan disembelih. Sudah siapkah Anda?
Terakhir, atur niat dengan ikhlas. Bukankah amalan sedikit tapi ikhlas itu lebih baik daripada banyak tapi riya?. Buatlah jadwal harian untuk memaksimalkan ibadah, seperti puasa, sedekah, dan tilawah. Jangan sampai hari-hari ini berlalu begitu saja!
Baca juga: Hadis-Hadis Lemah Seputar Bulan Zulhijah
Amalan sunah yang pahalanya dilipatgandakan
Salah satu amalan utama di sepuluh hari Zulhijah adalah puasa, terutama puasa Arafah (9 Zulhijah). Rasulullah ﷺ bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa Arafah (9 Zulhijah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyura (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Namun, tahukah Anda bahwa puasa ini hanya dianjurkan bagi yang tidak berhaji? Syekh Bin Baz rahimahullah menjelaskan hal ini dalam fatwanya.
Takbir juga menjadi amalan khas Zulhijah. Ada dua jenis takbir: (1) takbir muthlaq (bebas kapan saja); dan (2) takbir muqayyad (setelah salat fardu). Hendaknya kita menghindari takbir berjamaah secara serentak karena tidak dicontohkan oleh Nabi ﷺ. Cukup ucapkan sendiri dengan khusyuk!
Berkurban adalah puncak ibadah di hari Nahr. Allah Ta’ala berfirman,
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar: 2)
Syekh Abdullah Alu Bassaam menyebutkan bahwa sebagian ulama ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ‘menyembelih hewan’ adalah menyembelih hewan kurban setelah salat Iduladha. Pendapat ini dinukil dari Qatadah, Atha’, dan Ikrimah. (Taisirul ‘Allaam, hal. 534 dan Taudhihul Ahkaam, 4: 450. Lihat juga Shahih Fiqih Sunnah, 2: 366)
Hewan kurban akan menjadi saksi di akhirat nanti. Sudahkah Anda menyiapkannya?
Jangan lupa perbanyak sedekah, baca Al-Quran, dan jaga silaturahmi. Syekh Al-Fauzan hafizhahullah menyarankan untuk membagi waktu: pagi untuk tilawah, siang untuk puasa, dan malam untuk tahajud. Dengan manajemen waktu yang baik, pahala berlipat bisa diraih, insyaa Allah.
Panduan praktis agar tidak rugi
Pertama, utamakan ibadah wajib
Prioritas harus diberikan kepada yang diwajibkan oleh syariat. Ibadah sunah memiliki nilai besar, namun tidak bisa menggantikan kewajiban. Maka, pastikan terlebih dahulu bahwa salat lima waktu dilaksanakan secara tepat waktu, lebih baik lagi jika berjamaah. Jangan sampai semangat mengejar pahala amalan sunah justru melalaikan kita dari kewajiban. Ini adalah prinsip dasar dalam menyusun prioritas ibadah: sempurnakan yang fardu, lalu perkuat dengan yang sunah.
Kedua, hindari bid’ah
Kita harus berpegang teguh pada tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak setiap hal yang dianggap baik menurut akal bisa dijadikan sebagai ibadah. Misalnya, membuat ritual khusus menyambut bulan Zulhijah atau merutinkan zikir tertentu tanpa ada dasar dari syariat termasuk perkara yang harus diwaspadai. Ibadah adalah bentuk penghambaan, maka ia harus sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Inovasi dalam urusan dunia dipersilakan, tetapi dalam agama, semua harus ada dalilnya.
Ketiga, jaga keikhlasan
Amalan sebesar apapun tidak akan bernilai jika tidak dilandasi keikhlasan. Berpuasa, bersedekah, atau berzikir bisa jadi hanya menjadi rutinitas kosong jika tujuannya bukan karena Allah, melainkan untuk pencitraan atau ingin mendapat pujian. Keikhlasan adalah ruh dari ibadah; ia yang menjadikan amal kecil menjadi besar di sisi Allah; dan sebaliknya, amal besar menjadi sia-sia jika tidak tulus. Maka, evaluasi niat sebelum beramal, dan perbarui terus semangat beribadah hanya karena mengharap rida-Nya.
Terakhir, manfaatkan setiap detik. Waktu adalah anugerah yang tidak bisa diulang. Zulhijah datang hanya sekali setahun, dan tidak ada jaminan kita akan bertemu lagi dengannya. Oleh karena itu, manfaatkan setiap hari, bahkan setiap jam, dengan amal saleh. Buatlah jadwal ibadah harian, perbanyak doa, dzikir, tilawah, dan sedekah. Jangan biarkan hari-hari berlalu begitu saja. Setiap detik bisa menjadi pemberat amal kita di akhirat. Momentum ini terlalu berharga untuk disia-siakan.
Saudaraku, sepuluh hari pertama Zulhijah adalah hadiah Allah bagi hamba-Nya yang ingin bertobat dan meningkatkan ibadah. Dengan persiapan matang, ilmu yang benar, dan keikhlasan, kita bisa meraih pahala yang bahkan melebihi jihad. Mari sambut Zulhijah dengan semangat baru!
Wallahu a’lam.
Baca juga: Peristiwa-Peristiwa Penting di Bulan Zulhijah
***
Penulis: Fauzan Hidayat
Artikel Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, cetakan tahun 1424, hal. 159.
[2] Latho-if Al-Ma’arif, Ibnu Rajab Al-Hambali, Al-Maktab Al-Islamiy, cetakan pertama, tahun 1428, hal. 469.
Lifestyle
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.