Pernahkah kita berhenti sejenak dan merenungkan, seberapa besar kasih sayang Allah kepada kita? Sejak kita lahir, Allah telah melimpahkan nikmat-Nya tanpa kita minta. Dia memberi kita udara untuk bernafas, tubuh yang sehat, dan akal untuk berpikir. Dia menyediakan makanan untuk kita santap, air untuk kita minum, dan tempat tinggal untuk kita berlindung.
Setiap hari, kita hidup dalam limpahan kasih sayang Allah. Sejak terbitnya matahari hingga kita kembali terlelap di malam hari, nikmat-Nya tak pernah berhenti mengalir. Allah menjaga kita, memberi rezeki, mengampuni dosa-dosa kita, bahkan saat kita lalai dan sering lupa kepada-Nya.
Bahkan ketika kita melakukan kesalahan, Allah tidak serta-merta menghukum kita. Dia memberi kita kesempatan untuk bertobat. Dia menutup aib kita, memberi kita waktu untuk memperbaiki diri, dan tetap mencurahkan rezeki-Nya. Allah berfirman,
وَاِن تعُدُّوا نِعمَةَ اللّٰهِ لَا تُحصُوهَا اِنَّ اللّٰهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [1]
Kasih sayang Allah begitu luas, menyelimuti setiap langkah kita, bahkan ketika kita sering lupa kepada-Nya. Dia memberi kita kehidupan, menjaga kita dalam tidur, dan membukakan pintu tobat setiap kali kita tersandung dalam dosa. Begitu banyak nikmat yang Dia berikan, meski kita sering lalai untuk bersyukur.
Bagaimana cara kita membalas kasih sayang Allah?
Begitu besar kasih sayang Allah, tapi pertanyaannya: bagaimana cara kita membalasnya? Tentu kita tidak mungkin membalas semua kebaikan Allah secara setara, tetapi ada cara agar kita bisa menunjukkan rasa syukur dan cinta kita kepada-Nya.
Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
Cara terbaik membalas kasih sayang Allah adalah dengan beriman dan bertakwa. Allah tidak meminta kita membayar nikmat-Nya dengan harta atau sesuatu yang sulit, tetapi cukup dengan taat kepada-Nya. Allah berfirman,
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِه وَلَا تَمُوتُنَّ اِلَّا وَاَنـتُم مُّسلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” [2]
Bersyukur dengan hati, lisan, dan perbuatan
Bersyukur bukan hanya mengucapkan “Alhamdulillah”; tetapi juga menyadari dalam hati bahwa semua nikmat berasal dari Allah, lalu menggunakannya di jalan yang benar. Allah berfirman,
وَاِذ تَاَذَّنَ رَبُّكُم لَئن شَكَرتُم لَاَزِيدَنَّـكُم وَلَئن كَفَرتُم اِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” [3]
Syukur yang sejati adalah dengan memanfaatkan nikmat untuk mendekat kepada Allah. Jika diberi kesehatan, gunakan untuk beribadah. Jika diberi ilmu, sebarkan untuk kebaikan. Jika diberi harta, gunakan untuk membantu sesama.
Menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya
Allah tidak meminta banyak dari kita, hanya agar kita taat kepada-Nya. Salat, puasa, zakat, dan amal saleh lainnya adalah cara kita menunjukkan rasa terima kasih atas nikmat-Nya. Allah berfirman,
إنَّ اللّٰهَ يَامُرُ بِالعَدلِ وَالاِحسَانِ وَاِيتَاىِ ذِى القُربٰى وَيَنهٰى عَنِ الفَحشَاءِ وَالمُنكَرِ وَالبَغىِ يَعِظُكُم لَعَلَّكُم تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” [4]
Allah juga berfirman,
وَمَاۤ اٰتٰاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوْهُ وَ مَا نَهاكُم عَنهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيدُ العِقَابِ
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” [5]
Mencintai Allah lebih dari segalanya
Kasih sayang Allah kepada kita begitu besar, maka sudah seharusnya kita mencintai-Nya lebih dari apapun. Cinta kepada Allah berarti kita lebih mengutamakan-Nya dalam segala hal. Allah berfirman,
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman, sangat besar cintanya kepada Allah. Seandainya orang-orang yang zalim itu mengetahui, ketika mereka melihat azab (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu seluruhnya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya.” [6]
Bentuk cinta kepada Allah bisa kita tunjukkan dengan memperbanyak zikir, doa, membaca Al-Qur’an, serta mengutamakan perintah-Nya dalam hidup kita.
Menyebarkan kebaikan kepada sesama
Allah menyayangi kita, maka kita pun harus menyebarkan kasih sayang itu kepada orang lain. Membantu sesama, menyantuni anak yatim, dan berbuat baik kepada keluarga serta tetangga adalah cara kita membalas kasih sayang Allah dengan menebarkannya kepada makhluk-Nya. Allah berfirman,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى البِرِّ وَالتَّقوٰى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الاِثمِ وَالعُدوَانِ وَاتَّقُوا اللّٰهَ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيدُ العِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah; sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya.” [7]
Rasulullah ﷺ bersabda,
اللهُ فىِ عَوْنِ اْلعَبْدِ مَا كَانَ اْلعَبْدُ فىِ عَوْنِ أَخِيْهِ
“Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” [8]
Semakin banyak kita berbuat baik kepada orang lain, semakin banyak pula kasih sayang Allah yang akan kita rasakan dalam hidup kita.
Bersabar dalam ujian dan tidak berburuk sangka kepada Allah
Allah menguji hamba-Nya bukan karena benci, tetapi karena kasih sayang-Nya. Terkadang, musibah adalah cara Allah menghapus dosa-dosa kita dan mengangkat derajat kita. Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ
“Barang siapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan mengujinya.” [9]
Ketika menghadapi ujian, janganlah berburuk sangka kepada Allah. Yakinlah bahwa di balik setiap cobaan, ada hikmah yang belum kita pahami. Jika kita tetap bersabar dan bertawakal, Allah akan mengganti kesulitan dengan kemudahan.
Tidak akan pernah bisa membalas
Kita tidak akan pernah bisa membalas kasih sayang Allah dengan setimpal, tetapi kita bisa menunjukkan rasa terima kasih kita dengan beriman, bertakwa, menjalankan perintah-Nya, mencintai-Nya, dan menyebarkan kebaikan kepada sesama. Mari kita balas dengan mendekatkan diri kepada-Nya dan berusaha menjadi hamba yang lebih baik setiap hari. Semoga Allah menjaga hati kita agar tetap dalam keimanan, membimbing langkah kita menuju kebaikan, dan mengizinkan kita merasakan indahnya kasih sayang-Nya di dunia dan di akhirat. Aamiin.
[Bersambung]
Kembali ke bagian 8
***
Ditulis di Jember, 3 Ramadan 1446/2 Maret 2025
Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan
Artikel Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] QS. An-Nahl: 18
[2] QS. Ali Imran: 102
[3] QS. Ibrahim: 7
[4] QS. An-Nahl: 90
[5] QS. Al-Hasyr: 7
[6] QS. Al-Baqarah: 165
[7] QS. Al-Ma’idah: 2
[8] HR. Muslim
[9] HR. Bukhari
Lifestyle
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.