Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima, dan menjadi bagian penting dari fondasi agama Islam. Sebagai umat Islam, kita memiliki kewajiban untuk melaksanakannya apabila sudah memenuhi syarat, yaitu mampu secara fisik dan finansial. Perintah berhaji bukan sekadar anjuran, melainkan sebuah kewajiban dari Allah Subḥānahu Wa Taʿālā bagi mereka yang telah diberikan kelapangan rezeki dan kesehatan untuk melakukannya.
Alasan utama dan paling jelas mengapa kita harus berhaji adalah karena ibadah ini merupakan perintah langsung dari Allah Subḥānahu Wa Taʿālā yang termaktub dalam Al-Qur’an. Sebagaimana shalat dan puasa, haji juga termasuk dalam amal ibadah yang bersifat wajib. Namun, berbeda dari ibadah lainnya, pelaksanaan haji memiliki syarat tambahan, yaitu kemampuan secara lahir dan batin. Oleh karena itu, Allah Subḥānahu Wa Taʿālā memberikan keringanan bagi orang yang belum mampu menunaikannya.
Dalam Al-Qur’an, Allah Subḥānahu Wa Taʿālā telah menyampaikan perintah berhaji melalui beberapa ayat. Salah satunya adalah dalam Surah Āli ʿImrān ayat 97:
فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌۭ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَّخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًۭا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًۭا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqām Ibrāhīm. Barangsiapa memasukinya (Baitullāh) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullāh, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (Āli ʿImrān: 97)
Ayat ini menegaskan bahwa berhaji adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang memiliki kemampuan. Perintah ini bukan hanya sebatas formalitas, tetapi juga merupakan pengakuan atas kebesaran dan keesaan Allah Subḥānahu Wa Taʿālā. Menolak atau mengabaikan kewajiban ini adalah bentuk penolakan terhadap ketetapan-Nya.
Dalam Surah Al-Ḥajj ayat 27, Allah Subḥānahu Wa Taʿālā juga memerintahkan Nabi Ibrāhīm ʿAlayhis-Salām untuk menyeru seluruh umat manusia agar menunaikan ibadah haji:
وَأَذِّنْ فِى ٱلنَّاسِ بِٱلْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًۭا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍۢ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍۢ
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.” (Al-Ḥajj: 27)
Perintah ini menunjukkan bahwa ibadah haji telah menjadi bagian dari ajaran tauhid sejak zaman Nabi Ibrāhīm ʿAlayhis-Salām, dan panggilan itu terus berlangsung hingga hari ini. Umat Islam dari seluruh dunia berbondong-bondong datang memenuhi seruan tersebut, menjadikannya sebagai bentuk ketaatan dan kerinduan kepada Allah Subḥānahu Wa Taʿālā.
Selain itu, dalam Surah Al-Baqarah ayat 158 disebutkan bahwa Safā dan Marwah merupakan bagian dari syiʿār (simbol) agama Allah:
إِنَّ ٱلصَّفَا وَٱلْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ ٱللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ ٱلْبَيْتَ أَوِ ٱعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًۭا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌۭ
“Sesungguhnya Safā dan Marwah merupakan sebagian dari syiʿār Allah. Maka barangsiapa beribadah haji ke Baitullāh atau berʿumrah, tidak ada dosa baginya mengerjakan saʿī antara keduanya. Dan barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.” (Al-Baqarah: 158)
Ayat ini menunjukkan bahwa seluruh rangkaian ibadah haji memiliki makna spiritual yang mendalam dan bernilai di sisi Allah Subḥānahu Wa Taʿālā.
Setelah melaksanakan seluruh manāsik haji, Allah Subḥānahu Wa Taʿālā juga memerintahkan kita untuk memperbanyak dzikir, sebagaimana disebut dalam Surah Al-Baqarah ayat 200:
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَذِكْرِكُمْ ءَابَآءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًۭا ۗ فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِى ٱلدُّنْيَا وَمَا لَهُۥ فِى ٱلْـَٔاخِرَةِ مِنْ خَلَـٰقٍۢ
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka berdzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berdzikirlah lebih dari itu. Maka di antara manusia ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,’ dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.” (Al-Baqarah: 200)
Allah Subḥānahu Wa Taʿālā juga menjelaskan tata cara berhaji secara lengkap dalam Surah Al-Baqarah ayat 196:
وَأَتِمُّوا۟ ٱلْحَجَّ وَٱلْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا ٱسْتَيْسَرَ مِنَ ٱلْهَدْىِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا۟ رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ ٱلْهَدْىُ مَحِلَّهُۥ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ بِهِۦٓ أَذًۭى مِّن رَّأْسِهِۦ فَفِدْيَةٌۭ مِّن صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍۢ ۚ فَإِذَآ أَمِنتُمْ فَمَن تَمَتَّعَ بِٱلْعُمْرَةِ إِلَى ٱلْحَجِّ فَمَا ٱسْتَيْسَرَ مِنَ ٱلْهَدْىِ ۚ فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَـٰثَةِ أَيَّامٍۢ فِى ٱلْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌۭ كَامِلَةٌۭ ۗ ذَٰلِكَ لِمَن لَّمْ يَكُنْ أَهْلُهُۥ حَاضِرِى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya…” (Al-Baqarah: 196)
Melalui ayat ini, Allah Subḥānahu Wa Taʿālā menunjukkan betapa seriusnya ibadah haji, serta memberi petunjuk tentang segala kondisi yang mungkin dihadapi saat pelaksanaannya.
Dengan demikian, sangat jelas bahwa ibadah haji bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi juga merupakan bentuk kepatuhan, ketundukan, dan kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Maka dari itu, apabila kita telah diberikan kemampuan oleh Allah Subḥānahu Wa Taʿālā, baik dari segi fisik maupun materi, segerakanlah untuk melaksanakan ibadah haji.
Semoga Allah Subḥānahu Wa Taʿālā menjadikan kita semua sebagai hamba yang bertakwa dan dimudahkan untuk melaksanakan ibadah haji yang mabrur.
اللَّهُمَّ آمِين
Lifestyle
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.