Allah menciptakan waktu, dan Allah Maha Bijaksana dalam membaginya. Di antara rahmat Allah kepada hamba-Nya adalah memberikan musim-musim kebaikan, agar siapa pun yang ingin mendekat bisa lebih cepat melangkah. Di antara waktu-waktu itu, ada yang dilipatgandakan keberkahannya, diperluas rahmatnya, dan dimuliakan amal di dalamnya. Sebagaimana Ramadan adalah puncak amal ibadah tahunan, maka sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah hari-hari terbaik sepanjang tahun, sebagaimana ditegaskan oleh Al-Qur’an dan Sunah.
Allah bersumpah dalam Al-Qur’an,
وَالْفَجْرِ . وَلَيَالٍ عَشْرٍ
“Demi fajar, dan demi sepuluh malam.” [1]
Mayoritas mufassir (ahli tafsir), termasuk Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, menyatakan bahwa “sepuluh malam” ini merujuk kepada sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Syekh As-Sa’di di dalam kitab tafsirnya menyebutkan,
و هي على الصحيح ليالي عشر رمضان أو عشر ذي الحجة
“Dan menurut pendapat yang paling kuat, itu adalah malam-malam sepuluh (terakhir) dari Ramadan atau sepuluh (awal) dari Zulhijah.” [2]
Dan apabila Allah bersumpah atas suatu hal, itu adalah tanda keagungan dan kedudukannya di sisi-Nya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام العشر
“Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih dicintai oleh Allah dibandingkan sepuluh hari ini (Zulhijah).” [3]
Bahkan jihad yang paling mulia pun tidak dapat menandingi keutamaan amal di dalamnya, kecuali jihad yang mengorbankan seluruh harta dan jiwa tanpa sisa.
Apa yang membuat hari-hari ini begitu mulia?
Para ulama menyebutkan beberapa sebab kemuliaan hari-hari ini:
Pertama: Berkumpulnya amal-amal utama: salat, puasa, sedekah, zikir, dan haji; semuanya dapat dilakukan dalam satu rentang waktu. Tidak ada di bulan lain dalam setahun yang memiliki kombinasi amal saleh seperti yang terdapat di bulan Zulhijah. Allah berfirman,
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ
“Haji itu (dilakukan) pada bulan-bulan yang telah diketahui.” [4]
Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata,
وَاجْتَمَعَ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ مِنْ أَنْوَاعِ الْعِبَادَاتِ مَا لَا يَجْتَمِعُ فِي غَيْرِهِ
“Pada hari Arafah terkumpul berbagai jenis ibadah yang tidak terkumpul pada hari lainnya.” [5]
Kedua: Hari-hari tersebut mengandung hari Arafah (9 Zulhijah) yang penuh pengampunan dan pembebasan dari neraka.
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
“Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang.” [6]
Ketiga: Hari ke-10 adalah Iduladha, hari besar Islam dan hari penyembelihan kurban.
قَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
“Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah.” [7]
Baca juga: Memaksimalkan Ibadah di Bulan Zulhijah
Amalan yang dianjurkan di sepuluh hari ini
Pertama: Memperbanyak amal saleh secara umum
Semua bentuk ibadah bernilai besar di hari-hari ini: membaca Al-Qur’an, membantu orang lain, memperbaiki diri, memperbanyak doa, dan introspeksi diri. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِندَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا
“Apa saja kebaikan yang kalian kerjakan untuk diri kalian, niscaya kalian akan mendapatkannya di sisi Allah sebagai balasan yang lebih baik dan lebih besar pahalanya.” [8]
Kemudian, Allah juga memerintahkan kita untuk berlomba-lomba di dalam kebaikan. Allah berfirman,
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
“Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” [9]
Kedua: Memperbanyak zikir
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ، وَالتَّكْبِيرِ، وَالتَّحْمِيدِ
“Maka perbanyaklah pada hari-hari itu (10 hari Zulhijah) bacaan tahlil (لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ), takbir (اللَّهُ أَكْبَرُ), dan tahmid (الْحَمْدُ لِلَّهُ).” [10]
Disebutkan dalam riwayat dari Bukhari,
وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِي أَيَّامِ الْعَشْرِ، فَيُكَبِّرَانِ وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا
“Ibnu Umar dan Abu Hurairah pergi ke pasar pada 10 hari Zulhijah dan mengumandangkan takbir, maka orang-orang pun ikut bertakbir bersama mereka.” [11]
Ketiga: Puasa, terutama pada hari Arafah (9 Zulhijah)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
صيام يوم عرفة أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله والتي بعده
“Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan sesudahnya.” [12]
Keempat: Menyembelih hewan kurban
Ibadah kurban adalah syiar keikhlasan dan ketaatan. Allah berfirman,
لَن يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَـٰكِن يَنَالُهُ التَّقْوَىٰ مِنكُمْ
“Daging dan darah hewan kurban itu tidak sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kalian.” [13]
Jangan malu jika amal kita kecil
Allah tidak meminta kesempurnaan. Dia hanya meminta kesungguhan dan keikhlasan.
إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
“Sesungguhnya Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya.” [14]
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” [15]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling kontinu meskipun sedikit.” [16]
Mungkin kita tidak bisa sebaik orang lain, tapi jika Allah melihat kita ingin kembali, itu sudah cukup untuk membuka pintu-pintu-Nya.
Jangan lewatkan sepuluh hari ini
Jika Ramadan adalah madrasah besar tahunan, maka sepuluh hari pertama Zulhijah adalah waktu emas yang singkat namun dalam. Jangan biarkan ia berlalu tanpa makna. Kita tidak tahu, mungkin satu doa yang khusyuk, satu sedekah kecil yang tulus, atau satu tangisan tobat yang jujur di hari-hari ini menjadi sebab Allah mengangkat derajat kita, mengampuni kita, dan mempertemukan kita kelak dengan surga-Nya.
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” [17]
Baca juga: Ramadan dan Zulhijah, Bulan Bertabur Pahala
***
Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan
Artikel Muslim.or.id
Catatan kaki:
[1] QS. Al-Fajr: 1–2
[2] Taisiir Al-Kariim Ar-Rahman fii Tafsir Al-Kalam Al-Mannan, hal. 1089
[3] HR. Bukhari no. 969
[4] QS. Al-Baqarah: 197
[5] Latha’if al-Ma‘arif, hal. 494
[6] HR. Muslim no. 1162
[7] QS. Al-Kautsar: 2
[8] QS. Al-Muzzammil: 20
[9] QS. Al-Baqarah: 148
[10] HR. Ahmad no. 5446, sanadnya hasan
[11] HR. Bukhari secara mu‘allaq
[12] HR. Muslim no. 1162
[13] QS. Al-Hajj: 37
[14] QS. An-Najm: 32
[15] QS. Al-Kahfi: 30
[16] HR. Bukhari no. 6464 dan Muslim no. 783
[17] QS. Al-Baqarah: 195
Lifestyle
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.